DESA BATULAWANG KOTA BANJAR – Diantara begitu banyaknya tradisi pada masyarakat Sunda, salah satunya adalah Ngabungbang, sebuah tradisi yang masih dilestarikan di Desa Batulawang Kota Banjar pada Sabtu malam 13 September 2014, yang rutin dilaksanakan pada caang bulan tiap Tanggal 14 Mulud. Ngabungbang berasal dari kata “nga” dan “bungbang”. “Nga” berarti ngahijikan atau menyatukan. “Bungbang” berarti membuang atau membersihkan. Bila diartikan keseluruhan, ngabungbang adalah mandi suci dengan niat menyatukan cipta, rasa, dan karsa untuk membuang semua perilaku tidak baik, lahir ataupun batin.Tujuannya, tak lain bermunajat hanya kepada Allah SWT untuk memohon ampunan dan bertobat dari segala kesalahan yang telah diperbuat. Selain itu, ritual ini juga bertujuan memohon kekuatan untuk kebaikan dalam mencapai segala cita-cita hingga mendapatkan peningkatan kualitas pribadi dalam kehidupan.
Tradisi ngabungbang di Desa Batulawang ini diadakan oleh sesepuh adat Desa Batulawang Kecamatan Pataruman Kota Banjar, Jawa Barat, Ki Demang Wangsafyudin, SH., yang dihadiri oleh Ketua DPRD Kota Banjar Drs. R. Dadang Kalyubi, M.Si, Kepala Disdikbud Kota Banjar H. Dahlan, SH, M,Si, sejumlah Kepala OPD, seniman Kota Banjar serta masyarakat setempat lainnya.
Acara ngabungbang ini dibuka dengan penampilan pembacaan sajak oleh penyair Bayu Soe, kemudian dilanjutkan dengan pencak silat, gondang buhun dan kacapi suling. Pada puncak acara tradisi ngabungbang ini menampilkan ronggeng ibing, dimana empat penari ronggeng berbaur menari bersama dengan para tamu dan masyarakat. (DISHUBKOMINFOPAR Kota Banjar)