Balai Besar Wilayah Sungai atau BBWS Citanduy Kota Banjar menggelar kegiatan Sosialisasi Banjir Bersama Pemerintah Kota Banjar di Aula Leuwi Keris BBWS Citanduy. Hadir dalam kegiatan tersebut, Wakil Wali Kota Banjar, Sekretaris Daerah Kota Banjar, Kepala BBWS Citanduy, Wakil Ketua DPRD Kota Banjar, perwakilan Dandim 0613/Ciamis, perwakilan Kapolres, dan beberapa Kepala OPD. Rabu (21/9/2022).
Dalam sosialisasi ini, BBWS Citanduy dan Pemerintah Kota Banjar membahas banjir yang sempat merendam 58 rumah warga yang berada di area bantaran, diakibatkan dari luapan air Sungai Citanduy yang datang dari hulu. Selain menyasar pemukiman warga, banjir juga menggenangi beberapa fasilitas umum dan menyebabkan tiga tiang pancang penyangga Jembatan Baru di Lingkungan Parunglesang, Kelurahan Banjar patah, setelah dihantam kayu besar yang terbawa arus saat hujan.
Jembatan Parunglesang yang rencananya akan menjadi jembatan alternatif pengalihan arus lalu lintas terkait pengerjaan Jembatan Parungsari yang akan ditutup untuk pergantian, akhirnya diportal demi menjaga keselamatan pengguna jembatan untuk perbaikan. Berbagai kerusakan yang diakibatkan banjir tersebut, dikhawatirkan akan terulang kembali mengingat prakiraan cuaca ekstrim yang diumumkan BMKG memprediksi bahwa bulan Oktober akan terjadi intensitas hujan yang lebih ekstrim dari pada sebelumnya.
Kepala BBWS, Bambang Hidayah memaparkan peristiwa banjir yang terjadi pada pekan lalu merupakan banjir dari hulu dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan pengerjaan Bendungan Leuwi Keris yang saat ini sedang di bangun. “Bendungan kan belum jadi, limpasan air kemarin itu menjebolkan tanggul inlet yang tidak tersentuh proyek bendungan. Justru 13 alat berat milik proyek ikut hanyut, dan 2 diantaranya berhasil dievakuasi oleh petugas di lapangan,” jelasnya.
Kendati demikian, untuk mengantisipasi dampak jebolnya kembali tanggul tersebut pihaknya telah memperbaiki struktur tanggul alam dengan batuan agar lebih kuat dan lebih tinggi untuk mengantisipasi terjadinya banjir dengan debit air yang tinggi. Adapun rumah yang terendam banjir di kawasan bantaran sungai, Bambang berharap agar dapat mengantisipasi banjir dengan segera mengevakuasi perabotan dan penyelamatan jiwa. “Sebetulnya area bantaran sungai tidak boleh dijadikan pemukiman untuk mengantisipasi terjadinya hal seperti ini dan sebelumnya kami selalu beri edukasi saat mensosialisasikan fungsi dari bantaran sungai tersebut,” tuturnya.
Bambang juga menguraikan skema komprehensif terkait antisipasi banjir agar tidak membuat resah warga Kota Banjar saat terjadi curah hujan yang tinggi dan berpotensi pada banjir. Kita pantau terus dengan membangun pos duga air bersama Dinas SDA Provinsi Jabar dan BMKG sehingga kita ada gambaran di titik-titik tertentu apabila ada elevasi sekian maka kita akan siaga 3 dan seterusnya,” ulasnya.
Pihaknya melalui Satgas yang telah dibentuk akan terus melakukan koordinasi dengan BPBD Kota Banjar untuk penanganan banjir. “Kalaupun ada masyarakat di dataran rendah yang harus di evakuasi, jika BPBD memerlukan bantuan kami, ya akan kami bantu,” katanya.
Bambang mengatakan bahwa Bendungan Leuwi Keris yang saat ini sedang dibangun sudah melalui proses perhitungan, analisis, lab dan mengundang Komisi Keamanan Bendungan dan tim-tim ahli dari Kementerian. “Jadi tidak usah khawatir, nanti kalau sudah selesai Insha Allah aman tidak asal bangun dan betul-betul bisa menjadi pengendalian banjir salah satunya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Bambang menyebutkan bahwa pembangunan Bendungan Leuwi Keris memiliki beberapa manfaat yaitu untuk suplai irigasi 11,200 hektar kemudian dapat menjadi air baku 845 liter/detik untuk kebutuhan Kota Tasikmalaya, Ciamis, dan Kota Banjar, juga listrik 20 Mega Watt. Selain itu untuk pengendalian banjir dan juga wisata bendungan,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Banjar, H. Nana Suryana menyampaikan bahwa sosialisasi ini untuk menjawab kekhawatiran masyarakat dengan penjelasan dari BBWS. “Jadi banjir kemarin bukan karena jebolnya bendungan Leuwi Keris, tapi ada kendala teknis di belakang Leuwi Keris, sehingga terjadi limpasan air yang mengakibatkan sebagian masuk kanal dan sebagian lagi masuk ke area yang seharusnya dikeringkan dan air masuk ke jalur awal,” tegasnya.
BBWS sebagai ahlinya telah menjelaskan bahwa bendungan tidak dibuat secara asal-asalan tapi melalui analisis dan evaluasi para ahli yang telah memiliki kompetensi. “Ini ada pelebaran volume yang tidak tertampung oleh tanggul alam yang kini sudah ditutup dengan struktur yang lebih kuat lagi,” pungkas Wakil Wali Kota.
Sumber : Bagian Umum Sekretariat Daerah Kota Banjar
Diunggah : Bidang Informatika Diskominfo Kota Banjar, 2022